KSATRIA PUTIH DAN LABIRIN DUNIA KEGELAPAN

Shao An

Adikku, yang terpaut dua tahun dariku, tampak gelisah ketika kami masih saja menelusuri lorong yang seakan tanpa akhir itu. Sudah satu, atau mungkin dua jam, kami terus berputar-putar di tempat itu. Kugenggam tangannya, dan kukatakan padanya agar jangan khawatir. Aku akan segera menemukan jalan keluar dari sini. Lagipula kita adalah Ksatria Putih, kataku. Kita yang membawa cahaya. Adikku mengangguk dan kami kembali berjalan. Tapi sesungguhnya, aku sendiri mulai kehilangan arah dan keyakinanku.

(lebih…)